DPD PERTUNI Jawa Timur telah menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor) antar pengurus pada bulan Januari 2022 lalu. Tujuan dari rakor ini adalah merancang program-program kerja selama lima tahun ke depan. Hasilnya, sebanyak 11 program prioritas telah dirumuskan berdasarkan hasil keputusan saat rapat. Salah satu program prioritas adalah Bakti Sosial. Latar belakang dari program ini adalah karena kurang percaya diri dan merasa terdiskriminasi. Sehingga, program ini dirumuskan untuk mensosialisasikan tunanetra terhadap masyarakat umum melalui berbagai kegiatan seperti berbagi takjil saat bulan Ramadhan, ikut berpartisipasi aktif saat peringatan hari-hari besar, dan lain sebagainya.

Berdasarkan surat nomor 009/K/DPD/PERTUNI-JATIM/03-2023 tentang edaran pelaksanaan bakti sosial, PERTUNI Jatim menghimbau agar cabang-cabang PERTUNI di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur untuk melaksanakan bakti sosial selama bulan Ramadhan. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk menjalin interaksi positif dengan masyarakat. Hasilnya, Sebagian besar cabang PERTUNI di kabupaten/kota telah melaksanakan kegiatan bakti sosial. Adapun, cabang-cabang PERTUNI yang melaksanakan bakti sosial adalah sebagai berikut.

Baksos Kota Surabaya

 

 

PERTUNI cabang Kota Surabaya telah melaksanakan bakti sosial selama beberapa hari di sejumlah tempat. Tempat-tempat tersebut meliputi lima wilayah di Surabaya. Lima wilayah tersebut diantaranya Surabaya selatan, Surabaya Timur, Surabaya Pusat, Surabaya Barat, dan Surabaya Utara. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari saat akan berbuka puasa. Sebanyak 50 paket di setiap wilayah, PERTUNI Kota Surabaya telah membagi-bagikan takjil kepada masyarakat. Jumlah tersebut berasal dari hasil swadaya anggota.

 

Ba        ksos Probolinggo Raya

     

 

PE    RTUNI cabang kabupaten dan kota Probolinggo bekerja sama untuk menyelenggarakan kegiatan bakti sosial. Kegiatan tersebut bertempat di Randu Pangger. Lokasi tersebut merupakan perbatasan antara kabupaten dan kota Probolinggo. Sebanyak 200 paket takjil telah dibagikan terhadap para pengguna jalan yang melewati di daerah tersebut. Selain itu, 40 bungkus kolak dan 2 bungkus cemilan juga didistribusikan kepada para tukang becak yang ada dan tempat ibadah disekitar. Jumlah tersebut merupakan hasil dari iuran para anggota dan donator yang ikut serta dalam mensuksesan kegiatan bakti sosial tersebut.

 

 

Baksos Kabupaten Jember

 

 

 

DPC PERTUNI Kabupaten Jember telah melaksanakan bakti sosial di sejumlah titik di daerah sekitar pusat kota Jember. Selain itu, PERTUNI Jember juga memperluas wilayah untuk kegiatan ini hingga ke daerah-daerah pinggiran. Kegiatan tersebut berupa bagi-bagi takjil untuk masyarakat sekitar. Di tahun ini, PERTUNI Jember melakukan inofasi yang berbeda dari tahun sebelumnya. Inofasi tersebut berupa membagikan paket-paket takjil hasil dari pembelian di warung-warung kecil dan usaha produksi makanan yang dikelola oleh beberapa anggota PERTUNI Jember. Tujuan dari inofasi ini adalah untuk lebih menghargai dan membantu sesama.

 

 

Baksos Kota Blitar

 

 

 

PERTUNI Kota Blitar telah menyelenggarakan kegiatan bakti sosial di alun-alun kota Blitar. Bakti sosial tersebut berupa bagi-bagi takjil terhadap masyarakat sekitar. Kegiatan ini diikuti oleh pengurus dan anggota PERTUNI kota Blitar.

 

Baksos Kabupaten Pasuruan

 

 

 

Sabtu, 15 April 2023, PERTUNI cabang Kabupaten Pasuruan telah mengadakan kegiatan bakti sosial berupa membagi-bagikan sebanyak 240 paket takjil kepada pengguna jalan dan masyarakat sekitar masjid Baitul Rokhman, desa Sumberagung kecamatan Grati. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, dinas sosial kabupaten Pasuruan, donatur dan sponsorship yang turut serta memeriahkan bakti sosial. Dalam kegiatan ini, PERTUNI Kabupaten Pasuruan Berkolaborasi dengan warga desa sekitar untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Selain bagi-bagi takjil, PERTUNI Kabupaten Pasuruan juga mengadakan kegiatan pembagian zakat.

 

Baksos Kabupaten Blitar

 

 

 

DPC PERTUNI Kabupaten Blitar telah mengadakan bakti sosial berupa bagi-bagi takjil. Kegiatan tersebut bertempat di dusun Papungan desa Papungan kecamatan Kanigoro pada kamis, 6 April 2023. Dalam kegiatan ini, PERTUNI Kabupaten Blitar telah berkolaborasi dengan masyarakat sekitar.

 

Baksos Kabupaten Tulungagung

 

 

 

PERTUNI Kabupaten Tulungagung yang berkolaborasi dengan SLB PGRI Kedungwaru dan masyarakat sekitar telah mengadakan kegiatan bakti sosial berupa bagi takjil. Kegiatan tersebut bertempat di JL. Ngujang, Kedungwaru. Paket-paket takjil tersebut berasal dari swadaya anggota PERTUNI dan para donatur.

 

 

Baksos Kabupaten Jombang

 

 

 

DPC PERTUNI Kabupaten Jombang telah mengadakan bakti sosial pada rabu, 19 April 2023. Kegiatan tersebut bertempat di JL. K.H. Wahid Hasyim, Jombang. Sebanyak 100 paket takjil telah dibagikan kepada para pengguna jalan yang melintas.

 

Baksos Kabupaten Tuban

 

 

 

Rabu, 19 April 2023, PERTUNI Kabupaten Tuban telah mengadakan bakti sosial yang berupa bagi-bagi takjil. Sebanyak 200 paket takjil telah dibagikan kepada pengguna jalan yang melintas disekitar kantor kecamatan Plumpang.

 

Baksos Kabupaten Kediri

 

 

 

Pada sabtu, 8 April 2023, PERTUNI cabang kabupaten Kediri telah mengadakan bakti sosial. Kegiatan ini dilanjutkan dengan buka bersama.

 

 

          

Buka Kesempatan Disabilitas Netra Berkuliah: PERTUNI Jatim Adakan Sosialisasi Seleksi Masuk Perguruan tinggi 2023



DPD PERTUNI Jawa Timur melalui biro pemuda, pelajar dan mahasiswa telah mengadakan sosialisasi jalur seleksi masuk perguruan tinggi tahun 2023 pada sabtu, 1 April 2023. Sosialisasi ini dihadiri oleh beberapa peserta yang mayoritas berstatus pelajar. Para peserta berasal dari anggota PERTUNI cabang di Jawa Timur. Hadir sebagai narasumber dalam sosialisasi ini adalah DR. Aniek Handajani S.Pd, M.Ed, selaku staff kurikulum bidang PKPLK Dinas Pendidikan Jawa Timur dan Layta Dinira S.Si, M.Si, staff ahli Universitas Brawijaya.

Tujuan diadakannya sosialisasi ini adalah untuk memberikan akses informasi bagi para pelajar disabilitas netra yang akan melanjutkan Pendidikan di perguruan tinggi. Sosialisasi ini merupakan bentuk komitmen PERTUNI Jawa Timur untuk membuka kesempatan yang lebih luas agar disabilitas netra dapat berkuliah.

“Kegiatan ini adalah bentuk kepedulian PERTUNI Jawa Timur untuk membangun SDM disabilitas tunanetra yang bermutu. DPD PERTUNI Jawa Timur selalu mendukung disabilitas netra untuk bisa terus melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi”. Tutur Tommy. Pria yang menjabat sebagai ketua biro pemuda, pelajar dan mahasiswa ini juga berpesan, “Jangan pernah berhenti untuk mengejar Pendidikan. Kalau bisa, tidak hanya sampai sarjana saja. Jika mampu, teruslah tingkatkan Pendidikan sampai ke jenjang tertinggi. Karena kita sebenarnya memiliki banyak peluang untuk mewujudkan akan hal itu”.

Dalam sosialisasi ini, hadir ketua II DPD PERTUNI Jawa Timur, Alfian Andhika Yudistira.

“Terima kasih kami sampaikan kepada para narasumber yang telah bersedia memberikan informasi terhadap anggota-anggota pelajar kami. Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi kita semua”. Ujarnya.

Berdasarkan pendataan yang dilakukanBiro Riset dan Integrasi Data PERTUNI Jawa Timur, jumlah anggota yang masih pelajar dan mahasiswa sejumlah 4,2% dari 1301 anggota di Jawa Timur. Menurut Alfian jumlah tersebut memiliki potensi yang besar apa lagi  dengan jumlah pelajar lulusan SMA atau setara sebanyak 2,9% atau sekitar 290-an siswa.

Berdasarkan data tersebut, Alfian berharap para pelajar disabilitas netra di Jawa Timur lebih semangat lagi dalam menempuh Pendidikan.

“Kami berharap, kemudahan-kemudahan yang ada saat ini hendaknya dimanfaatkan teman-teman untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri atau swasta”. Tutupnya

 

  

Sosialisasi Aktif Terhadap Masyarakat Dapat Tingkatkan Kemajuan inklusi di Indonesia



Bagi masyarakat luas, penyandang disabilitas masih dianggap memiliki keterbatasan yang menghalangi untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Stikma tersebut masih melekat di anggapan masyarakat. Namun, apakah kita terus-menerus menyalahkan masyarakat? Tentu saja tidak. Memang tidak serta merta kita mampu merubah stikma yang telah lama ada. Diperlukan kesabaran dan kepandaian untuk mewujudkan hal tersebut. Seperti yang telah dicontohkan pada sebuah agenda “nobar” film yang membahas tentang aksesibilitas layanan publik bagi disabilitas saat kegiatan kemah inklusi yang diselenggarakan oleh PPDIS (Pelopor Peduli Disabilitas) di kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada jumat, 17/3/2023, malam. Film tersebut berjudul “Mencari Jalan Setara”. Dalam film itu ditunjukan jalan yang kurang aksesibel bagi pengguna kursi roda. Terdapat garis pembatas yang lumayan tinggi sehingga pengguna kursi roda mengalami kesulitan untuk melewatinya. Dalam film tersebut, pemeran yang merupakan disabilitasfisik itu melakukan sosialisasi dengan cara ia berusaha untuk mandiri dalam bermobilitas. Contoh tersebut termasuk sosialisasi dari disabilitas terhadap masyarakat luas untuk menunjukkan bahwa disabilitas bisa melakukan aktifitas seperti yang lain. Mereka bjuga bisa bermobilitas sama seperti yang lain. Hanya saja, terkadang tempat-tempat publik masih perlu dibenahi agar semua pengguna dari segala lapisan masyarakat dapat menggunakannya. Pesan dari salah seorang pemeran film tersebut merupakan contoh untuk memberikan saran terhadap pemerintah.

Ketua PPDIS, Luluk Ariyantiny juga menceritakan tentang perjuanganya dalam mensosialisasikan tentang disabilitas terhadap pemerintah. Menurut dia, banyak cara yang dapat dilakukan untuk hal itu. Slaah satunya adalah dengan adanya komunikasi aktif terhadap instansi-instansi terkait.

Dalam agenda tersebut juga membahas tentang aksesibilitas bagi tunanetra dalam menggunakan layanan publik. Sebagai contoh, guiding block. Guiding block atau jalur pemandu adalah markah yang dipasang untuk membantu penyandang disabilitas khususnya tuna netra ketika berjalan.

Tekstur di guiding block bisa dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas untuk mengarahkan atau memberi peringatan.

Biasanya, guiding block dipasang di trotoar, stasiun, terminal, dan berbagai fasilitas umum lainnya. Hal itu telah membuktikan bahwa pihak pemerintah juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari warganya. Namun dalam penerapannya, masih ada kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi. Seperti yang disampaikan oleh Deni Kurniawan saat sharing santai usai nobar film “Mencari Jalan Setara”. Menurutnya, banyak yang menyalahgunakan guiding block untuk fungsi-fungsi yang lain. Sebagai contoh, terdapat parkiran motor yang berada tepat di guiding block tersebut. Sehingga para penyandang tunanetra apabila melewati guiding block tersebut harus berhati-hati dan mencari jalan lain.

“Memang diperlukan sosialisasi terhadap masyarakat luas. Selain itu, kesadaran dan toleransi antar sesama juga sangat berpengaruh untuk kelancaran pembangunan yang inklusif”. Tambah pria yang menjabat sebagai ketua biro hukum dan adfokasi itu.

 

Anggota Kehormatan PERTUNI Cabang Jember, Yang Tak Sekedar Hormat-Hormatan saja






18 Februari 2023 PERTUNI Cabang Kabupaten Jember menyelenggarakan Musyawarah Cabang VI. Selain pemilihan Ketua Dewan Pengurus Cabang dan Dewan Pengawas Cabang PERTUNI Jember juga memutuskan memberikan SK Angota Kehormatan kepada 2 orang awas/non disabilitas netra yang telah berdedikasi terhadap PERTUNI Jember.

Drs. Wahyono, M.M, lahir di Solo, 3 Desember 1958. Mulai mengenal disabilitas khususnya netra sejak duduk di bangku kuliah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLBN) Surabaya pada 1981 – 1983. Di masa kuliah beliau pernah membantu kepanitiaan pekan olah raga penyandang cacat yang diadakan oleh BPOC ( Badan Pembina Olahraga Cacat) atau yang sekarang berubah nama menjadi NPC.

Pada tahun 1983 beliau mengajar di SLB-A-B-C Taman Pendidikan dan Asuhan Jember (SLBN Branjangan) sekarang. Tak hanya sekedar mengajar, Wahyono juga menguasai  penggunaan huruf Braille, jendela dunia disabilitas netra yang paling utama saat itu. Bahasa Indonesia, Matematika, kimia, dan fisika, dikuasainya agar muridnya yang disabilitas netra mengenal banyak ilmu pengetahuan.

Di sekolah ini juga Wahyono bertemu dengan belahan jiwa: Sudarti Ningtyas, S.Pd, wanita kelahiran Jombang 16 September 1963 yang juga guru SLB-A-B-C Jember hingga sekarang.

Di tahun 1991, Wahyono diangkat menjadi kepala Sekolah SLB-A TPA (SLBN Branjangan) Jember. Dengan demikian, totallitas Wahyono terhadap siswa dan penyandang disabilitas netra semakin nampak, apa lagi beliau telah mempunyai kewenangan yang memberikan manfaat bagi para siswanya.

29 April 1994 PERTUNI Jember berdiri, dan Wahyono beserta istri menyediakan diri sebagai pendamping (mitra bakti) hingga kini.

Tak hanya soal administrasi, Wahyono juga turut serta dalam menghadiri pelantikan PERTUNI Jember di Surabaya, 29 Mei 1994 silam, mendampingi Jember dalam Muscab Lub 1996 DPD PERTUNI Jatim setelah ketua terpilih Bapak soepardik meninggal, Dan ikut serta menjadi mitra bakti DPD PERTUNI Jatim  dalam MUNAS 1999 di Jakarta.

Sementara itu, sang istri (Sudarti terlibat langsung membantu staf bendahara Pertuni, kesekretariatan, koperasi Pertuni, dan terlibat total dalam berbagai kegiatan PERTUNI lainnya.

Hingga saat ini, baik Wahyono maupun Sudarti tetap eksis berada di tengah teman-teman PERTUNI Jember, baik mendukung secara moral maupun materiyil.

Bagi DPD PERTUNI Jatim, anggota kehormatan memang tak bisa diberikan kepada sembarang orang. Kontribusi positif orang non disabilitas diharapkan utamanya dalam mensosialisasikan keberadaan disabilitas netra dan kompetensinya di masyarakat luas. Dukungan dalam berorganisasi pun menjadi penilaian utama. Anggota kehormatan tak sekedar orang yang punya gelar terhormat, melainkan dedikasi yang luar biasa sehingga kita semua layak menghormatinya dan menjadikannya teladan dalam pergerakan perjuangan berorganisasi untuk disabilitas netra yang lebih baik di daerah masing-masing.

  

PERTUNI Jatim Siap Berpartisipasi Dalam Penyusunan Pedoman Umum Pengarusutamaan GEDSI Dalam Menanggulangi Bencana di Jawa Timur


Kamis, 23 Februari 2023, PERTUNI Jawa Timur telah hadir pada forum grup diskusi Bersama BPBD Jawa Timur dan SiapSiaga Jawa Timur. FGD ini dilakukan dalam rangka menindak lanjuti FGD sebelumnya yang telah dilaksanakan pada bulan Desember lalu. Dalam diskusi kali ini, ada beberapa materi yang menjadi pembahasan seluruh peserta forum. Materi-materi tersebut adalah:

Materi 1: regulasi-regulasi dalam pengarusutamaan GEDSI yang disampaikan oleh One Widyawati dari DP3Ak Jawa Timur

Materi 2: rancangan kerangka tiga buku pedoman yang telah disampaikan oleh Sutiah, salah seorang tim penulis

Materi3: Rancangan program kegiatan yang telah disampaikan oleh Estu dari siapsiaga Jawa Timur

hal-hal yang bahas adalah tentang tahap finalisasi pedoman umum pengarusutamaan GEDSI dalam menanggulangi bencana di jawa timur. Selain membahas pedoman umum, dalam diskusi kali ini juga membahas terkait rancangan kerangka buku pedoman umum terkait. Terdapat tiga buku yang mengulas terkait pedoman umum pengarusutamaan GEDSI. Yang mana, disetiap buku tersebut terdapat materi-materi yang berbeda. Materi-materi tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga pembaca merasa mendapatkan informasi yang lengkap dari hasil membaca buku pedoman umum tersebut.

 

Seperti yang telah dikemukakan oleh Sriyono, perwakilan dari BPBD Jawa Timur yang mengatakan, “dalam menghadapi bencana, hal yang dipikirkan tentu banyak sector. Tidak hanya kelompok masyarakat umum saja, namun kelompok-kelompok masyarakat lain seperti kelompok masyarakat disabilitas, masyarakat yang termarginalkan, dan perempuan juga termasuk kelompok rentan”.

Adapun, ketiga buku tersebut memiliki pembahasan utama yang berbeda. Buku 1, yaitu membahas tentang Panduan Umum Pengarusutamaan GEDSI dalam PB. Buku 2 membahas tentang Panduan Teknis PPRGEDSI dalam Penanggulangan Bencana. Dan buku 3 membahas tentang Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan. Masing-masing buku terdiri atas 4 bab. Dengan adanya buku pedoman tersebut diharapkan mengedikasi masyarakat dalam menanggulangi bencana, serta memahami bagaimana cara penanggulangan yang sesuai dengan kelompok-kelompok masyarakat lain. 

Kelak Ku Kan Berjuang UNtuk PERTUNI By: Ahmad Bani Roihan (anggota pemula) DPC PERTUNI Kabupaten Jember PERTUNI, nama ini pertama kali kudengar saat aku duduk dibangku sekolah. Kala itu aku mengira PERTUNI adalah nama salah satu teman yang juga bersekolah atau bahkan alumni. Pertama kali kutahu bahwa PERTUNI aadalah nama organisasi tunanetra saat aku dan teman – teman disekolahku mengikuti kegiatan peringatan HUTRI disekolahku. Dalam kegiatan itu, hadir teman – teman dan kakak – kakak senior yang ternyata mereka sangat luarbiasa. Menurutku, mereka hebat, ada yang bekerja sebagai maseur, berkuliah bahkan beberapa pengurus saat ini menjadi guruku. Aku tak jarang bertanya tentang PERTUNI pada guruku yang merupakan pengurus PERTUNI saat ini. Dari pak guru, aku mendengar berbagai cerita yang membuatku menjadi lebih kenal dunia PERTUNI. Kini aku mengenal lebih dekat PERTUNI. Kutahu sejarahnya, jumlah anggotanya, pengurus di DPC Jember. Dan yang paling mengagumkan PERTUNI juga banyak membantu berbagai kesulitan yang dihadapi para tunanetra di Jember kususnya. Karna di PERTUNI Jember ada beberapa kegiatan yang bisa diikuti misalnya, bagi teman – teman yang belum sekolah, PERTUNI memberikan pengetahuan tentang dunia sekolah baik sekolah formal maupun sekolah non formal. Begitu pun bagi teman – teman yang belum bisa baca tulis braille, dari pengurus akan mengajari mereka baca tulis braille hingga akhirnya mereka bisa baca tulis. Tidak hanya itu, beberapa kesempatan, PERTUNI juga melakukan bakti sosial, pembagian daging kurban, pengadaan alat disabilitas seperti alat tulis dan tongkat, juga pemberian makanan bernutrisi untuk anak – anak sepertiku. Dari semua perjuangan PERTUNI, membuatku menjadi ingin bersama – sama membesarkan dan mengenalkan PERTUNI kesemua orang. Saat ini masih tidak banyak hal yang bisa kulakukan untuk PERTUNIKU, namun aku berusaha sebisa mungkin untuk berpartisipasi dalam kegiatan PERTUNI. Misalnya aku kadang hadir dikegiatan PERTUNI jika kegiatan dilaksanakan dihari libur dan bapak ibu ada waktu longgar untuk temaniku. Aku berharap semoga nanti jika aku sudah besar akan menjadi salah satu pengurus di PERTUNI. Sebagai wujud cinta dan terimakasihku untuk PERTUNI. Dirgahayu PERTUNIKU. Semoga dengan bertambahnya usiamu menjadikanmu lebih maju dan mampu membawa tunanetra lebih maju, trampil, mandiri dan sejahtera. Sebagai wujud cinta dan terimakasih, semoga Allah memberiku kesempatan untuk aku berjuang bersamamu. Karna insya Allah jika kubesar nanti ku kan berjuang untukmu.
My Story With PERTUNI By: Indah Nur Fadilah DPC PERTUNI Kabupaten Pasuruan Kisah ini mulai Aku lalui ketika Aku tengah terlena dengan lingkungan non disabilitas yang sangat mendukungku. Saat itu Aku tengah duduk di bangku SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan. Tidak ada bullying, dan diskriminasi. Para guru dan teman-teman sangat mendukung dari segi apapun, meskipun sekolahku saat itu bukanlah tergolong sekolah inklusi, bahkan hanya Aku satu-satunya murid disabilitas disana. Itulah yang membuat Aku terlena hingga jujur Aku tuliskan disini bahwa Aku sempat lupa jika Aku seorang disabilitas. Aku lupa kalau Aku low vision. Ditengah Aku telah terbuai dengan semua itu, Tuhan menyadarkanku dengan cara-Nya yang sungguh tidak pernah ada dalam pikiran. Pada tahun 2020 tepatnya di bulan November, Aku dikenalkan dengan sebuah organisasi yang bernama Persatuan Tuna Netra Indonesia atau masyarakat biasa menyebutnya PERTUNI. Awalnya Aku acuh sekali ketika wakil ketua dan sekretaris didampingi dua mitra bhakti PERTUNI berkunjung ke kediamanku, menjelaskan mengenai PERTUNI, dan mengajakku untuk bergabung menjadi bagian dari mereka, Setelah dijelaskan panjang kali lebar, ibu menyerahkan keputusan apakah Aku mau untuk bergabung atau tidaknya kepadaku, karena ibuku berprinsip akan mendukung kegiatan yang Aku ikuti selagi itu positif dan tidak mengganggu proses belajar di sekolah. Tiga bulan pun berlalu setelah pertemuan yang tidak berujung kepastian itu. Aku tidak menyetujui ataupun menolak ketika waktu itu di tanya, Aku hanya mengatakan, "Aku pikir-pikir dulu ya". Karena saat itu Aku tengah terlena, jadi hanya Aku pikirkan sejenak saja. Di bulan Februari tahun 2021, satu minggu sebelum ulang tahun PERTUNI Kabupaten Pasuruan, Aku menerima telepon dari wakil ketua. Ia mengajakku untuk turut hadir dalam pertemuan rutin setiap tiga bulan sekali yang selalu diselenggarakan. Lagi dan lagi, Aku tidak memberikan kepastian. Aku hanya mengatakan bahwa Aku ingin meminta izin terlebih dahulu kepada ayah dan ibu, karena ridho dari orangtua itu sangat penting. Jika orangtua ridho, maka Allah pasti akan mengiyakan. Begitu pula sebaliknya. Maka dari itulah, disetiap langkahku, selalu ada do'a dari orangtua sebagai pemandu. Pertemuan rutin setiap tiga bulan sekali DPC PERTUNI Kabupaten Pasuruan di mulai pukul sembilan pagi, dan Aku menghadirinya. Ibuku memberikan izin untuk datang. Kesan pertama ketika Aku menghadirinya sangat menyenangkan. Hatiku seketika dibuat luluh dengan kebersamaan teman-teman disabilitas netra yang penuh dengan ketulusan. Memang benar kata pepatah, "Tak kenal maka tak sayang". Canda tawa tumpah didalam ruang pertemuan, dan ternyata pertemuan PERTUNI pada hari itu begitu istimewa. Bagaimana tidak, keluarga besar PERTUNI tengah merayakan ulang tahun PERTUNI Kabupaten Pasuruan. Perayaan dilakukan dengan begitu hikmatnya. Pemotongan tumpeng, dan kue ulang tahun tak boleh dilewatkan. Antusias saat pembagian doorprize untuk para anggota, mitra bhakti dan tamu undangan membuat suasana menjadi semakin terasa kekeluargaannya.Setelah menghadiri pertemuan PERTUNI yang sangat mengesankan bagiku, Aku telah memutuskan jika Aku bersedia untuk menjadi bagian dari mereka. Dalam pertemuan-pertemuan berikutnya, atau ketika PERTUNI mengikuti kegiatan-kegiatan, Aku tidak jarang ikut hadir, meski terkadang harus menempuh jarak yang dibilang tidak dekat, terkadang sampai harus naik transportasi umum, seperti bus dan sejenisnya. Dari sinilah Aku memperoleh pengetahuan baru, dan pengalaman yang bisa dibilang belum Aku dapatkan sebelumnya. Memang benar, belajar itu tidak harus di sekolah, dimanapun tempat berpijak, jika seseorang bisa memaknai setiap pergerakan di sekitar, maka orang tersebut bisa mendapatkan pengajaran baru. Begitu pula dengan usia, secara perawakan para pengurus dan anggota PERTUNI Kabupaten Pasuruan sebagian bisa dibilang telah keluar dari masa mudanya. Namun tidak dengan tekad dan semangat mereka dalam setiap pertemuan dan kegiatan yang membuatku kehilangan sedikit rasa percaya diri. Menurutku Henry Ford memang benar bahwa, "Seseorang yang berhenti belajar adalah orang lanjut usia, meskipun umurnya masih remaja. Seseorang yang tidak pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi pemuda." Lima tahun telah berlalu sejak Musyawarah Cabang atau biasa disingkat MUSCAB pertama yang diselenggarakan oleh DPC PERTUNI Kabupaten Pasuruan. Waktu telah menunjukkan bahwa pengurus yang saat itu tengah menjabat harus beristirahat sejenak. Persiapan mulai dilakukan enam bulan sebelum MUSCAB diselenggarakan. Pembentukan panitia mulai disusun. Proposal mulai dikirimkan. Undangan-undangan mulai diberikan. Beraudiensi dengan Instansi Pemerintah tak mungkin dilupakan, dan masih banyak lagi. Kerikil-kerikil kecil selama persiapan MUSCAB tak mampu dihindari. Itu telah menjadi hal yang bisa dibilang lumrah terjadi. Dibalik itu semua, Aku mendapatkan begitu banyak pembelajaran baru dalam hal administrasi. Aku diajarkan membuat proposal, surat menyurat, membuat undangan, dan yang berhubungan dengan mengetik lainnya. Semua itu Aku lakukan bersama penanggung jawab dan ketua pelaksana. Hari bersejarah semakin dekat yang harus dikerjakan pun semakin banyak. Huruf-huruf di layar yang menyala menyeru ingin segera dirampungkan, membuatku harus tidur larut malam. Notifikasi yang terus menyerukan pekerjaan baru tak henti-hentinya membuat telepon genggam terus berkedip, hingga terkadang Aku mengabaikan teriakan manja penghuni di dalam perut yang tidak bisa diajak bekerja sama. Sabtu, 27 Agustus 2022 pelaksanaan Musyawarah Cabang dilaksanakan dengan penuh kegembiraan. Kehadiran Bupati Pasuruan beserta segenap para tamu undangan menjadi kehormatan tersendiri. Ketegangan terlihat dari para pengurus, calon Ketua, dan Dewan Pengawas Cabang (Dewascab). MUSCAB selesai ketika Ketua sekaligus Dewascab baru telah dilantik. Menyaksikan MUSCAB yang berjalan dengan tanpa adanya hambatan membuat lelah selama enam bulan terbayarkan. Kepengurusan baru mulai dibentuk setelah ditetapkannya Ketua dan Dewascab untuk periode berikutnya. Kegiatan-kegiatan kembali mulai diikuti. Mulai dari Rakerda, Seminar hingga Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan Stakeholder. Aku ingat sekali ketika itu Aku harus pulang pergi Sidoarjo Pasuruan. Demi menagih janji-janji kehidupan di masa depan, Aku harus meninggalkan tempat kelahiran. Di pagi yang dibilang cukup bersahabat dengan penghuni bumi untuk beraktivitas, Aku pergi menuju stasiun, dan Aku pastinya tidak sendirian. Selain ada Allah yang selalu membersamai, ada juga pengemudi ojek online yang setia menemani di setiap perjalanan. Apalagi saat didalam kereta, tidak sedikit penumpang yang menjadi teman untuk sementara hingga kereta tiba di stasiun tujuan. Di setiap Aku menginjakkan tempat baru yang di situ Aku hanya mengenal Allah, Aku selalu mengingat dan berpegang teguh dengan yang telah disampaikan oleh seorang guru ketika hari pertamaku berstatus peserta didik baru di SMK, beliau berkata, "jika kamu baik, dimanapun kamu berada, kamu akan dipertemukan dengan orang-orang yang baik pula." Itulah sebuah kalimat sakti yang membuat Aku berani hingga hari ini. Kegiatan dilaksanakan pukul 12 siang. Sebelum itu Aku menyempatkan untuk singgah sekaligus silaturahmi ke rumah bibiku. Aku pernah mendengar salah satu hadist yang disampaikan oleh ustadz dalam sebuah kajian. Hadist tersebut berbunyi, "Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi)." (HR Bukhari dan Muslim). Jadi karena Aku nanti ingin segera masuk surga dan jarum jam masih berada di angka 9 tidak ada salahnya untuk berkunjung. Semua orang telah hadir ketika Aku tiba di lokasi kegiatan. Seluruh peserta dan mitra bhakti sangat antusias dalam sosialisasi tersebut. Ada yang mendengarkan dengan penuh keseriusan, ada yang mencatat, dan bertanya. Tidak terasa, 2 jam berlalu begitu cepatnya. Rangkaian acara telah sampai pada sesi foto bersama. Tangan-tangan mulai diulurkan pertanda perpisahan segera dilakukan. Hujan di sore hari turun saat Aku tengah menempuh perjalanan pulang menuju rumah bibiku. Aku kembali singgah sebelum nanti keretaku tiba pada pukul 7 malam. Aku memutuskan untuk kembali di hari yang sama ke tempatku menimbah ilmu, karena Aku sudah bukan kali pertama izin keluar asrama. Satu minggu sebelum kegiatan itu diselenggarakan Aku juga telah izin untuk mengikuti Rakerda(Rapat Kerja Daerah). Tiga hari mengikuti Rakerda lebih dari sekedar biasa. Saling berbagi pengetahuan, pendapat, dan pengalaman menambah kegiatan Rakerda semakin berwarna. Sungguh ketika sampai pada penutupan rasanya tak ingin untuk kembali pulang. Inilah secuil dari kisahku dengan PERTUNI. Kalau dibilang kontribusi, maaf, jariku masih belum mampu untuk mengetiknya. PERTUNI, terimakasih telah menyadarkanku. Terimakasih telah memberikan begitu banyak pengajaran baru. Maaf jika Aku sempat mengabaikanmu dulu. Semoga engkau bisa memaafkan dan bersedia menjadi tempat untukku terus belajar.

Tingkatkan Literasi Tunanetra Di Jatim, PERTUNI Adakan Lomba Menulis Non-Fiksi



DPD PERTUNI Jawa Timur telah menyelenggarakan lomba menulis non-fiksi dalam rangka memperingati HUT PERTUNI yang ke 57. Lomba ini dilaksanakan sejak tanggal 13-26 Januari 2023. Panitia lomba telah mengumumkan para pemenang lomba menulis non.fiksi. Acara ini dilaksanakan melalui zoom pada jumat, 3 Februari 2023, pukul: 19.30wib. Dari 18 peserta, diambil 6 peserta terbaik untuk dapat memenangkan perlombaan ini. Lomba ini diikuti oleh beberapa cabang PERTUNI di kabupaten/kota di Jawa Timur. Diantaranya: Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Jember, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Tuban, dan Kabupaten Pasuruan. Harapan dari diselenggarakanya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan literasi setiap anggota di seluruh cabang PERTUNI di Jawa Timur. Seperti yang telah disampaikan oleh ketua DPD PERTUNI Jawa Timur, Setiawan Gema Budi S.Pd, M.Pd pada sambutanya.
"Semoga, teman-teman lebih semangat lagi dalam berkarya. Karena, hal itu merupakan salah satu bentuk sosialisasi kita terhadap masyarakat luas".

Berikut ini merupakan daftar nama pemenang lomba menulis non-fiksi.

Peserta juara kategori pemula:
Juara 1: Ahmad Bani Roihan. Asal DPC: DPC PERTUNI Kabupaten Jember
Juara 2: Robby Fitraza Mikail Wijaya. Asal DPC: DPC PERTUNI Kabupaten Jember
Penulis Faforit: Ahmad Asmaul Maskuri. Asal DPC: DPC PERTUNI Kabupaten Jombang

Peserta juara kategori anggota biasa/mitra bhakti
Juara 1: Indah Nur Fadilah. Asal DPC: DPC PERTUNI Kabupaten Pasuruan
Juara 2: Adi Prianto. Asal DPC: DPC PERTUNI Kabupaten Gresik
Penulis faforit: Tuminingsih. Asal DPC: DPC PERTUNI Kabupaten Tuban

Kamis, 26 Januari 2023, DPD PERTUNI Jawa Timur mendapat kesempatan bincang-bincang pagi di Radio RRI Pro II Surabaya dalam program SPADA (Selamat Pagi Teman Pro 2) yang di pandu oleh Erella. Bergabung secara virtual Gema selaku Ketua Daerah , Alfian selaku Ketua II, dan Rachman selaku Ketua Dewasda PERTUNI Jawa Timur.

Di peringatan 57 hari ulang tahun PERTUNI ke-57, Rachman mengungkapkan perjuangan teman-teman disabilitas netra dalam memperoleh akses pendidikan tidaklah muda. Banyak yang telah diupayakan dan dikorbankan agar pendidikan di Indonesia lebih baik untuk semua kalangan. Di Jawa Timur sendiri berbagai sekolah Negeri dan Swasta sudah menerima siswa dengan disabilitas, namun ini hanya terjadi di kota-kota besar saja. Di daerah-daerah perjuangan ini masih perlu diperkuat lagi. 

Gema menambahkan, proses perjuangan itu juga terhambat lantaran banyak disabilitas netra yang memilih tetap berada di zona nyamannya dengan bersekolah di SLB atau mengikuti kakak kelasnya di sekolah-sekolah yang sudah pernah menerima disabilitas netra. Hal ini menyebabkan sebaran disabilitas netra yang bersekolah di sekolah regular sangat minim. Alfian mengatakan dari pendataan yang dilakukan DPD PERTUNI Jawa Timur April-Juni 2022, tercatat 16,9% dari 1301 total anggota PERTUNI di Jawa Timur tidak bersekolah atau tidak lulus SD. Selain itu yang saat itu menjadi pelajar dan mahasiswa hanya 4.2%. pendataan yang dilakukan juga mencatat disabilitas netra yang lulus S1/setara sejumlah 5,6%. Hal ini berdampak pada sulitnya mereka mengakses dunia kerja karena persyaratan yang dibebankan kepada calon pekerja lebih banyak pada syarat pendidikan.

Dalam bincang pagi yang berlangsung serius namun santai, Gema juga menjelaskan bahwa kemandirian, keterampilan, dan tekat yang kuat sangat diperlukan dalam mengakses dunia pendidikan yang inklusif serta dunia kerja yang menuntut semua orang harus produktif. Rachman berpesan, sudah saatnya disabilitas netra sekarang lebih melek teknologi, lebih berani melangkah, serta lebih mau membuka diri kepada sesama.

Untuk itu, Alfian menyatakan ke depan DPD PERTUNI Jawa Timur akan mengupayakan untuk mengadakan program-program yang membuka wawasan bagi anggota, serta menambah keterampilan mereka dengan 11 program prioritas yang dimiliki yaitu: Bakti Sosial untuk masyarakat non disabilitas yang membutuhkan, kunjung tetangga dengan masyarakat sekitar, peningkatan wawasan kepemiluan, kesehatan reproduksi dan kemandirian dalam beraktifitas sehari-hari, serta peningkatan kualitas kepemimpinan individu disabilitas netra agar dapat meningkatkan kaderisasi dalam organisasi.

DPD PERTUNI Jawa Timur berharap kontribusi positif ini juga dapat diikuti oleh PERTUNI cabang se-Jawa Timur sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan dalam Rapat Koordinasi Disabilitas Sensorik (Netra) / Rapat Kerja DPD PERTUNI Jawa Timur yang telah dilakukan Desember 2022 yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Sosial Probinsi Jawa Timur. 

Dian Juang PERTUNI


By: Muhamad Nur Abidin



Sang dian berpijar, menyala dan kian membara. 

Sebagai lentera hati  penghangat jiwa. 

Ketika setapak demi setapak sepasang kakimu yang begitu kokoh melangkah. 

Tuk meraih asa tepiskan gundah dan nestapa.  

Kini usiamu makim menuju senja. 

Namun berpamtang meredup apalagi tuk padam. 

Sang diannmu,  bahkan kian berpijar,memyala dan membara,membias bulita dan semua yang semestinya slalu samar dan temaram. 

Tak terpungkiri kelak suatu masa kan tiba nanti. 

Satu persatu daun-daun berguguran,layu merapuh dan akhirnyapun melebur. 

Bersama tanah bumi pertiwi,tapi sang dianmu masih abadi tuk berpijar menyala dan membara. 

Untuk sang tunas-tunas muda yang mulai tumbuh dan bersemi. 

Tak lekang oleh waktu,

Tak lapuk karena air,

Tak goyah oleh badai,

Tak terbelah sebab panas, 

Dan tak mungkin merapuh karna takdirr. 

Dunia takan fana sebab percikan dianmu itu,tak ada hampa sunyi keranna gempitamu. 

Meski semua  hanyalah sementara,namun tidak sama sekali bagi sang dian itu. 

Pijar,nyala dab bara abadilah bersemayam,sebagai  pelita di jiwa  dan kekallah bersinar di palung sanubari. 

Hingga semua asa tidak sekedar mimpi, sampai sepasang kakimu tak lagi semestinya berpijak dan berdiri. 

Atau bahkan ragamu tak lagi berbaring di bumi kandung ibu pertiwi. 

Dian juang pertuni,enbkaulah pelita dan yang sebenar benarnya sang pelita. 

Sebagai anugerah terindah dari sang illah, usailah nestapa,berhentilah tuk bermimpi. 

Sebab tak mungkin mimpi-mimpimu bisa terbeli, 

Jika sang dian itu tak seelok mentari pagi,

Atau bahkan pijarnya telah meredup,padam dan akhirnya mati..   

Selamat ulang tahun pertuni yang ke 57,berjaya karena daya dan karya,bukkanlah sekedar gaya.syiar dan sebarkan kebaikan juga kemanfaatan.berkontribusi dengan aksi,tapi ingat. Berhasil tak harus tampil.  Madiun,26 januari 2023.