Puisi: Dian Juang PERTUNI

Dian Juang PERTUNI


By: Muhamad Nur Abidin



Sang dian berpijar, menyala dan kian membara. 

Sebagai lentera hati  penghangat jiwa. 

Ketika setapak demi setapak sepasang kakimu yang begitu kokoh melangkah. 

Tuk meraih asa tepiskan gundah dan nestapa.  

Kini usiamu makim menuju senja. 

Namun berpamtang meredup apalagi tuk padam. 

Sang diannmu,  bahkan kian berpijar,memyala dan membara,membias bulita dan semua yang semestinya slalu samar dan temaram. 

Tak terpungkiri kelak suatu masa kan tiba nanti. 

Satu persatu daun-daun berguguran,layu merapuh dan akhirnyapun melebur. 

Bersama tanah bumi pertiwi,tapi sang dianmu masih abadi tuk berpijar menyala dan membara. 

Untuk sang tunas-tunas muda yang mulai tumbuh dan bersemi. 

Tak lekang oleh waktu,

Tak lapuk karena air,

Tak goyah oleh badai,

Tak terbelah sebab panas, 

Dan tak mungkin merapuh karna takdirr. 

Dunia takan fana sebab percikan dianmu itu,tak ada hampa sunyi keranna gempitamu. 

Meski semua  hanyalah sementara,namun tidak sama sekali bagi sang dian itu. 

Pijar,nyala dab bara abadilah bersemayam,sebagai  pelita di jiwa  dan kekallah bersinar di palung sanubari. 

Hingga semua asa tidak sekedar mimpi, sampai sepasang kakimu tak lagi semestinya berpijak dan berdiri. 

Atau bahkan ragamu tak lagi berbaring di bumi kandung ibu pertiwi. 

Dian juang pertuni,enbkaulah pelita dan yang sebenar benarnya sang pelita. 

Sebagai anugerah terindah dari sang illah, usailah nestapa,berhentilah tuk bermimpi. 

Sebab tak mungkin mimpi-mimpimu bisa terbeli, 

Jika sang dian itu tak seelok mentari pagi,

Atau bahkan pijarnya telah meredup,padam dan akhirnya mati..   

Selamat ulang tahun pertuni yang ke 57,berjaya karena daya dan karya,bukkanlah sekedar gaya.syiar dan sebarkan kebaikan juga kemanfaatan.berkontribusi dengan aksi,tapi ingat. Berhasil tak harus tampil.  Madiun,26 januari 2023. 

0 comments:

Posting Komentar