Sosialisasi Aktif Terhadap Masyarakat Dapat Tingkatkan Kemajuan inklusi di Indonesia

Sosialisasi Aktif Terhadap Masyarakat Dapat Tingkatkan Kemajuan inklusi di Indonesia



Bagi masyarakat luas, penyandang disabilitas masih dianggap memiliki keterbatasan yang menghalangi untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Stikma tersebut masih melekat di anggapan masyarakat. Namun, apakah kita terus-menerus menyalahkan masyarakat? Tentu saja tidak. Memang tidak serta merta kita mampu merubah stikma yang telah lama ada. Diperlukan kesabaran dan kepandaian untuk mewujudkan hal tersebut. Seperti yang telah dicontohkan pada sebuah agenda “nobar” film yang membahas tentang aksesibilitas layanan publik bagi disabilitas saat kegiatan kemah inklusi yang diselenggarakan oleh PPDIS (Pelopor Peduli Disabilitas) di kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada jumat, 17/3/2023, malam. Film tersebut berjudul “Mencari Jalan Setara”. Dalam film itu ditunjukan jalan yang kurang aksesibel bagi pengguna kursi roda. Terdapat garis pembatas yang lumayan tinggi sehingga pengguna kursi roda mengalami kesulitan untuk melewatinya. Dalam film tersebut, pemeran yang merupakan disabilitasfisik itu melakukan sosialisasi dengan cara ia berusaha untuk mandiri dalam bermobilitas. Contoh tersebut termasuk sosialisasi dari disabilitas terhadap masyarakat luas untuk menunjukkan bahwa disabilitas bisa melakukan aktifitas seperti yang lain. Mereka bjuga bisa bermobilitas sama seperti yang lain. Hanya saja, terkadang tempat-tempat publik masih perlu dibenahi agar semua pengguna dari segala lapisan masyarakat dapat menggunakannya. Pesan dari salah seorang pemeran film tersebut merupakan contoh untuk memberikan saran terhadap pemerintah.

Ketua PPDIS, Luluk Ariyantiny juga menceritakan tentang perjuanganya dalam mensosialisasikan tentang disabilitas terhadap pemerintah. Menurut dia, banyak cara yang dapat dilakukan untuk hal itu. Slaah satunya adalah dengan adanya komunikasi aktif terhadap instansi-instansi terkait.

Dalam agenda tersebut juga membahas tentang aksesibilitas bagi tunanetra dalam menggunakan layanan publik. Sebagai contoh, guiding block. Guiding block atau jalur pemandu adalah markah yang dipasang untuk membantu penyandang disabilitas khususnya tuna netra ketika berjalan.

Tekstur di guiding block bisa dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas untuk mengarahkan atau memberi peringatan.

Biasanya, guiding block dipasang di trotoar, stasiun, terminal, dan berbagai fasilitas umum lainnya. Hal itu telah membuktikan bahwa pihak pemerintah juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari warganya. Namun dalam penerapannya, masih ada kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi. Seperti yang disampaikan oleh Deni Kurniawan saat sharing santai usai nobar film “Mencari Jalan Setara”. Menurutnya, banyak yang menyalahgunakan guiding block untuk fungsi-fungsi yang lain. Sebagai contoh, terdapat parkiran motor yang berada tepat di guiding block tersebut. Sehingga para penyandang tunanetra apabila melewati guiding block tersebut harus berhati-hati dan mencari jalan lain.

“Memang diperlukan sosialisasi terhadap masyarakat luas. Selain itu, kesadaran dan toleransi antar sesama juga sangat berpengaruh untuk kelancaran pembangunan yang inklusif”. Tambah pria yang menjabat sebagai ketua biro hukum dan adfokasi itu.

 

0 comments:

Posting Komentar