Anggota Kehormatan PERTUNI Cabang Jember, Yang Tak Sekedar Hormat-Hormatan saja
18
Februari 2023 PERTUNI Cabang Kabupaten Jember menyelenggarakan Musyawarah
Cabang VI. Selain pemilihan Ketua Dewan Pengurus Cabang dan Dewan Pengawas
Cabang PERTUNI Jember juga memutuskan memberikan SK Angota Kehormatan kepada 2
orang awas/non disabilitas netra yang telah berdedikasi terhadap PERTUNI Jember.
Drs. Wahyono, M.M, lahir di Solo,
3 Desember 1958. Mulai mengenal disabilitas khususnya netra sejak duduk di
bangku kuliah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLBN) Surabaya pada 1981 –
1983. Di masa kuliah beliau pernah membantu kepanitiaan pekan olah raga
penyandang cacat yang diadakan oleh BPOC ( Badan Pembina Olahraga Cacat) atau yang sekarang berubah nama menjadi NPC.
Pada tahun 1983 beliau mengajar
di SLB-A-B-C Taman Pendidikan dan Asuhan Jember (SLBN Branjangan) sekarang. Tak
hanya sekedar mengajar, Wahyono juga menguasai
penggunaan huruf Braille, jendela dunia disabilitas netra yang paling
utama saat itu. Bahasa Indonesia, Matematika, kimia, dan fisika, dikuasainya
agar muridnya yang disabilitas netra mengenal banyak ilmu pengetahuan.
Di sekolah ini juga Wahyono
bertemu dengan belahan jiwa: Sudarti Ningtyas, S.Pd, wanita kelahiran Jombang
16 September 1963 yang juga guru SLB-A-B-C Jember hingga sekarang.
Di tahun 1991, Wahyono diangkat
menjadi kepala Sekolah SLB-A TPA (SLBN Branjangan) Jember. Dengan demikian,
totallitas Wahyono terhadap siswa dan penyandang disabilitas netra semakin
nampak, apa lagi beliau telah mempunyai kewenangan yang memberikan manfaat bagi
para siswanya.
29 April 1994 PERTUNI Jember
berdiri, dan Wahyono beserta istri menyediakan diri sebagai pendamping (mitra
bakti) hingga kini.
Tak hanya soal administrasi,
Wahyono juga turut serta dalam menghadiri pelantikan PERTUNI Jember di
Surabaya, 29 Mei 1994 silam, mendampingi Jember dalam Muscab Lub 1996 DPD
PERTUNI Jatim setelah ketua terpilih Bapak soepardik meninggal, Dan ikut serta
menjadi mitra bakti DPD PERTUNI Jatim
dalam MUNAS 1999 di Jakarta.
Sementara itu, sang istri
(Sudarti terlibat langsung membantu staf bendahara Pertuni, kesekretariatan,
koperasi Pertuni, dan terlibat total dalam berbagai kegiatan PERTUNI lainnya.
Hingga saat ini, baik Wahyono
maupun Sudarti tetap eksis berada di tengah teman-teman PERTUNI Jember, baik
mendukung secara moral maupun materiyil.
Bagi DPD PERTUNI Jatim, anggota
kehormatan memang tak bisa diberikan kepada sembarang orang. Kontribusi positif
orang non disabilitas diharapkan utamanya dalam mensosialisasikan keberadaan
disabilitas netra dan kompetensinya di masyarakat luas. Dukungan dalam
berorganisasi pun menjadi penilaian utama. Anggota kehormatan tak sekedar orang
yang punya gelar terhormat, melainkan dedikasi yang luar biasa sehingga kita
semua layak menghormatinya dan menjadikannya teladan dalam pergerakan
perjuangan berorganisasi untuk disabilitas netra yang lebih baik di daerah
masing-masing.
0 comments:
Posting Komentar