Pada tanggal 25 sampai 26 Juni 2022, empat orang perwakilan dari Dewan Pengurus Daerah Persatuan Tunanetra Indonesia provinsi jawa timur menghadiri RAKERNAS (Rapat Kerja Nasional) yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Tunanetra Indonesia secara daring.
PENJELASAN RAKERNAS
RAKERNAS adalah kegiatan yang
diselenggarakan lima tahun sekali selama periode kepengurusan di PERTUNI pusat.
RAKERNAS dilaksanakan pada dua tahun sebelum musyawarah nasional. Partisipan
yang hadir merupakan perwakilan dari tiap-tiap DPD PERTUNI diseluruh provinsi
di Indonesia. Perwakilan tersebut terdiri dari ketua Dewan Pengurus Daerah,
ketua Dewan Pengawas Daerah, biro pemberdayaan Wanita, dan satu orang mitra
bhakti. Namun hal itu menyesuaikan dengan kebijakan dari DPD PERTUNI
masing-masing.
Pada RAKERNAS tahun 2022, perwakilan
dari DPD PERTUNI jawa timur yang menghadiri acara tersebut adalah ketua 1,
ketua DEWASDA, dan biro pemberdayaan Wanita.
HARI PERTAMA RAKERNAS
Pada hari pertama RAKERNAS, terdapat
3 sesi dengan topik pembahasan yang berbeda. Disetiap sesi memiliki pemateri
yang menjelaskan terkait topik pembahasan.
Sesi pertama diisi oleh bapak Iyehezkiel
Parudani, M.EG dengan topik pembahasan tentang konferensi hak-hak disabilitas yang
berkaitan dengan SDGS. SDGs adalah singkatan dari The Sustainable Development
Goals yang artinya
tujuan pembangunan berkelanjutan
(TPB). SDGS merupakan goals yang harus dicapai oleh semua negara. Di dalam SDGS
tidak boleh ada yang dikecualikan. Para disabilitas, khususnya tunanetra juga ikut berpartisipasi dalam mewujudkan SDGS.
Sesi kedua yaitu membahas topik
adfokasi yang bercorak paralegal. Pembicara dalam sesi ini adalah ketua umum
PERTUNI, ibu Aria Indrawati, S.H. Beliau menjelaskan mengenai UUD no. 8 tahun
2016 dan operasionalnya yang berkaitan dengan isyu-isyu nasional. Sebagai
contoh, pekerjaan. Pendidikan, dan lain-lain. Adfokasi yang dilakukan yaitu
berupa sosialisasi kopetensi yang dimiliki oleh tunanetra.
Sesi 3 membahas mengenai
pendataan dengan pembicara yang masih sama. Beliau menekankan bahwa pentingnya
pendataan yang dilakukan oleh para penyandang tunanetra. Beliau juga menghimbau
kepada tiap-tiap DPD untuk semua warga tunanetra agar memiliki nomer induk
kependudukan. Pendataan sangat penting Ketika ada program dari pemerintah.
Maka, para penyandang tunanetra dapat mengaksesnya sesuai dengan Data di daerah
masing-masing.
Kemudian, adanya pendataan
menyeluruh di dispendukcapil yang sasaranya warga disabilitas.
HARI KEDUA RAKERNAS
Pada hari kedua terdapat dua sesi
yang dibahas. Kedua sesi tersebut ialah manajemen organisasi dan motivasi
leadership. Kedua sesi ini diisi oleh ibu Aria Indrawati, S.H. Sesi pertama
adalah manajemen organisasi yang membahas system dan mekanisme organisasi dalam
segala bidang. Sebagai contoh, Ketika membuat susunan laporan harus sesuai
dengan anggaran dasar anggaran rumah tangga. Selainmanajemen organisasi,
pembahasan lain dalam sesi ini adalah tentang pelecehan seksual terhadap
perempuan disabilitas. Dalam pembahasan ini dijelaskan bahwa kelompok-kelompok
yang rentan mendapatkan pelecehan seksual adalah perempuan yang berprovesi
sebagai masseur atau pemijat, perempuan yang masih berusia sekolah, atau di
tempat-tempat umum yang memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan banyak
orang. Beliau berharap, untuk kedepanya kelompok-kelompok rentan memiliki
keberanian untuk menceritakan apa yang telah dialaminya agar dapat mengurangi
peluang terjadinya pelecehan seksual. Demikian juga masyarakat yang welcome
dengan para disabilitas, agar para disabilitas merasa nyaman untuk kemudian
dapat terjadi interaksi yang baik dalam bermasyarakat.
Sesi kedua membahas tentang
motivasi leadership. Di dalam sesi ini dijelaskan mengenai hal-hal yang harus
dimiliki oleh pemimpin, yaitu kebijaksanaan, moral yang bagus, dan lain-lain.
Kemudian sesi penutup. Di sesi
ini berisi harapan-harapan untuk PERTUNI agar lebih baik kedepanya.
0 comments:
Posting Komentar