Tanamkan mindset ke dalam diri kita bahwa kita harus memahami orang awas
Orang awas adalah istilah yang digunakan oleh tunanetra untuk menyebut orang yang non disabilitas. Maksud dari memahami adalah, kita sebagai tunanetra juga perlu memahami orang lain. Kita tidak boleh egois atau mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan keperluan orang lain. Kita juga bisa membantu mereka saat berada dalam kesulitan. Contoh, ketika kita akan meminta tolong kepada teman atau sahabat kita, terutama orang awas atau non disabilitas, ternyata mereka sedang ada keperluan pribadi yang mendesak. Kita harus bersikap tidak memaksa. Bahkan kita menawarkan bantuan kepada orang yang akan kita minta pertolonganya. Contoh diatas dapat disebut memahami orang lain.
Mengurangi blindism pada diri kita
Bagi sebagian tunanetra, ada yang mempunyai kebiasaan menggoyang-goyangkan kaki secara terus menerus, memainkan jari-jari, dan lain-lain yang termasuk gerakan blindism. Hal itu mengurangi kenyamanan saat kita berinteraksi dengan orang lain. Karena bisa jadi, orang tersebut merasa kurang begitu nyaman dengan apa yang kita lakukan, meskipun itu terkadang tanpa disadari. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk mengurangi gerakan-gerakan blindism agar kita mendapatkan kelancaran saat berkomunikasi dengan siapapun.
Mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang membuat orang awas atau orang non-disabilitas merasa kurang nyaman
Selain blindism, terkadang sebagian dari tunanetra melakukan kebiasaan atau gerakan yang membuat orang lain kurang begitu nyaman. Contohnya adalah gerakan meraba-raba. Meskipun kita mengalami keterbatasan dalam penglihatan, bukan berarti kita bebas meraba sesuka hati. Terutama hal itu dilakukan kepada seseorang. Tentu saja, orang tersebut akan merasa risih dengan perilaku kita. Oleh karenanya, kita harus mengendalikan kebiasaan itu agar kita mudah bergaul dengan siapa saja.
0 comments:
Posting Komentar